Anda tidak akan pernah sukses jika Anda tidak berani melangkah, tidak mau mengambil kesempatan dan selalu menunda untuk mencoba. Anda tidak akan pernah kaya tanpa resiko dan berusaha. Ini adalah fakta kehidupan

Monday, January 13, 2014

Menjadikan Maulid Nabi Sebagai Tonggak Awal Memperbaiki Kualitas Diri Kita

Assalamu 'Alaikum....

Alhamdu lillahi Robbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT, Sholawat dan Salam semoga terlimpah curah kepada Jungjunan alam, Baginda Rosul yang Agung, Habibana Wanabiyana Muhammad SAW, kepada keluarganya, shohabatnya, ummatnya sampai akhir zaman, udah-mudahan termasuk kita didalamnya. Aamiin Yaa Robbal 'alamin.

Tiada terasa, pada saat ini, tepatnya lusa, kita telah bertemu lagi dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan, peringatan kali ini, tidak hanya seremonial atau rutinitas belaka, tetapi mari kita jadikan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini sebagai tonggak awal atau langkah awal kita untuk lebih meningkatkan kualitas diri kita. Yang terutama adalah kualitas keimanan kita yang akan berimbas kepada peningkatan kualitas-kualitas yang lainnya seperti kualitas pekerjaan kita, kualitas kita sebagai kepala keluarga dan masih banyak lagi hal-hal lain yang bisa kita tingkatkan kualitasnya.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21).

Untuk meneladani Rasulullah SAW secara keseluruhan, bagi kita sebagai manusia biasa, tentu sangat berat. Karena sebagaimana kita tahu bahwa Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur'an. Dan isi Al-Qur'an yang kita fahami sangatlah terbatas. Bahkan diantara kita ada yang hanya baru bisa membaca Al-Qur'an (termasuk saya) dan belum pada  taraf memahami Al-Quran.

Jadi dengan penjelasan diatas, Harus bagaimana kita meneladani Rasulullah SAW?

1. Kita harus YAKIN seyakin-yakinnya bahwa yang pantas kita jadikan role model atau kita jadikan panutan atau yang pantas kita tiru dalam segala hal hanyalah Baginda Rasulullah SAW.

2. Terus mempelajari  tentang Akhlaq Rasulullah SAW dalam berbagai Aspek kehidupan.

3. Mulai meneladani Akhlaq Rasulullah dari hal-hal kecil yang mungkin kita anggap sepele, misalnya Akhlaq beliau dalam berpakaian. Ketika mengenakan pakaian beliau selalu berdo'a dan selalu mendahulukan anggota badan yang kanan. Contoh lain yang mungkin kita anggap sepele juga adalah Akhlaq beliau ketika makan.  Beliau ketika makan selalu dalam posisi duduk, tidak berdiri, apalagi apalagi sambil berjalan. Dan masih banyak lagi hal-hal yang kita anggap kecil dan sepele sehingga yang kita lakukan sangat jauh berbeda dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Berikut ini saya akan memberikan contoh Akhlaq beliau, Rasulullah SAW dalam salah satu aspek kehidupan yaitu Akhlaq beliau sebgai Ayah.


NABI MUHAMMAD SEBAGAI AYAH / ORANG TUA
Ketika kita berbicara kasih sayang dan kelembutan Muhammad saw. terhadap anak-anak, maka tidak akan pernah kita temukan bandingan dan permisalan seperti beliau saw. Banyak peristiwa dalam sirah Nabi yang mempesona berkaitan dengan kasih sayang beliau terhadap anak-anak. Baik beliau sebagai Ayah, Kakek atau Pendidik bagi semua anak-anak. Termasuk kasih sayang beliau terhadap anak-anak non muslim.
“Adalah Muhammad saw. mengangkat dan melempar ke atas putri kecilnya, Fathimah Az Zahra’ ra tinggi-tinggi dan menangkapnya. Beliau melakukan iti beberapa kali, kemudian beliau bersabda, ”Semoga harum namanya dan luas rizkinya.”Muhammad sangat mencintai cucu-cucunya.
Diriwayatkan oleh Jabir, berkata, ”Saya menemui Nabi saw, ketika beliau berjalan merangkak sedangkan di atasnya Hasan dan Husain ra sedang bercanda. Beliau bersabda, ”Seganteng-ganteng orang adalah kalian berdua, dan seadil-adil orang adalah kalian berdua.”
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, berkata, ”Kami shalat Isya’ bersama Nabi. Ketika Nabi sujud, Hasan dan Husain menaiki punggung Nabi. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau mengambil keduanya dari sisi belakang dengan cara lembut dan menaruh keduanya di lantai. Ketika beliau sujud kembali keduanya mengulangi seperti sebelumnya sampai beliau selesai shalat. Kemudian beliau mendudukkan salah satunya di pahanya.”
Dari Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw mengambil saya dan mendudukkan saya di pahanya sedangkan di paha satunya duduk Hasan ra, kemudian beliau merangkulkan keduanya seraya berdo’a, ”Ya Allah sayangi keduanya, karena saya menyayangi keduanya.”
Dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya, berkata, ”Adalah Rasulullah saw sedang berkhutbah, ketika itu Hasan dan Husain memakai baju merah berjalan-jalan dan mutar-mutar di dalam masjid. Maka Rasulullah saw. turun dari minbar dan mengambil keduanya, dan menaruhnya di dekatnya seraya bersabda, ”Sungguh benar firman Allah, ”Sesungguhnya harta-harta dan anak-anak kalian adalah fitnah bagi kalian.” Saya lihat kedua anak ini jalan-jalan, sehingga saya tidak bersabar, saya memotong khutbahku agar saya mengambil keduanya.”
Al Aqra’ bin Habis datang menemui Rasulullah saw. Ketika itu ia melihat beliau mencium Hasan bin Ali ra. Maka saya bertanya, ”Apakah kalian mencium anak-anak kalian?” Rasulullah saw. menjawab, ”Ya”. Al Aqra’ berkata, ”Sungguh, saya mempunyai sepuluh anak, tidak pernah sekali pun saya mencium salah satu dari mereka.” Maka Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa yang tidak sayang, ia tidak akan disayang.” Muttafaqun ’Alaih.
Perilaku Muhammad saw. yang demikian tidak hanya kepada keluarganya saja, tapi untuk semua anak-anak pada masanya, sampai pembantunya sekalipun.
Adalah Anas Bin Malik memberi kesaksian, ”Saya telah sepuluh tahun menjadi pelayan Rasul, selama itu beliau tidak pernah berkata uf atau hus ata ah kepada saya.” Muhammad saw. sangat menganjurkan agar memberi nama anak dengan sebaik-baik nama, begitu juga beliau sangat tidak setuju dan melarang pemberian nama yang buruk. Kenapa? Karena nama itu jangan sampai mempengaruhi mentalitas anak ketika mereka menginjak dewasa.
Muhammad saw. juga sangat memperhatikan penampilan anak-anak.
Diriwayatkan dari Nafi’ bin Umar, bahwa Nabi saw. melihat anak kecil rambutnya dipotong separuh dan separuh lagi dibiarkan, maka beliau melarang hal yang demikian, seraya bersabda, ”Cukur semuanya atau tidak sama sekali.”
 
Demikian yang bisa sampaikan kali ini, jika ada yang salah, itu adalah kesalahan saya, dan jika benar itu datangnya dari Allah SWT.
 
Semoga bermanfaat.
 
Wassalamu 'Alaikum. 

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar Anda

Survey Singkat dibayar MAHAL

Solusi Pembayaran - Pengganti Credit Card 486x60

 
Duit Dari Handphone @2009 Gallery Template Ajah by ireng_ajah

Supported Free Money Info and Product and Service | Banner code by Code-Code-an

Best view with Mozilla Firefox