"Mengharap burung terbang tinggi, punai ditangan dilepaskan. Mengharap keuntungan yang besar, keuntungan yang kecil diabaikan".
Di era krisis global seperti sekarang ini, rasanya sulit mengembangkan bisnis kita, apalagi kita yang baru memulai. Perusahaan besar sekelas OPEL aja bisa bangkrut. PT Sinkona Indonesia Lestari, tempatku bekerja (bukan iklan lho...) juga terkena imbas dari krisis global ini. Tapi Alhamdulillah tidak sampai gulung tikar.
Sebenarnya kalau kita mau kreatif dan tekun, banyak celah yang bisa kita manfaatkan sebagai ladang usaha kita. Walaupun bisa dikatakan untungnya kecil tapi kalau ordernya banyak, kan bisa menjadi besar. Kita harus ingat bahwa sebuah garis adalah gabungan dari beberapa titik. Uang satu juta merupakan gabungan dari pecahan uang ratus ribuan, atau lima puluh ribuan, atau sepuluh ribuan, atau bahkan mungkin lembar seribuan.
Walupun demikian, kita harus memilah dan memilih bisnis atau usaha tersebut. Mengapa? Kita kan tujuannya mencari penghasilan tambahan, jadi pekerjaan yang pokok (pekerjaan kita) harus tetap kita perhatikan. Terutama dari segi waktu. Jadi sambil melakukan pekerjaan pokok, kita juga melakukan bisnis sampingan.
Setelah dipikir dibulak-balik, dibeuweung diutahkeun (peribahasa sunda yang artinya dipikirkan masak-masak), pilihan jatuh pada bisnis / usaha jual pulsa isi ulang.
Mengapa Jual pulsa?
1. Dibutuhkan oleh banyak orang.
2. Repeat ordernya tinggi.
3. Dibutuhkan seumur hidup.
4. Mudah, cukup bermodal HP dan deposit sehingga bisa dibawa kemanapun kita pergi.
Berapa keuntungan dari jualan pulsa?
Keuntungan untuk satu kali transaksi paling cuma 1000 - 2000 perak, kita ambil tengah-tengah saja, berarti 1500 perak.
Jika dalam satu hari rata-rata kita bisa melakukan 20 kali transaksi, maka dalam satu bulan 600 transaksi.
Maka keuntungan perbulan 900.000 perak. Lumayankan untuk ukuran usaha sampingan yang tidak sulit.
Bagaimana menurut anda? Sampai kapan kita akan mengabaikan uang recehan?